Fans Manchester United cabang Indonesia pasti dibuat dilema ketika menonton pertandingan antara Klub kesayangan melawan FC Twente kemarin. Gimana nggak, laga yang dimainkan di Old Trafford itu mempertemukan United dengan tim yang dibela oleh pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers. Perasaan fans United Indonesia seketika terbagi dua antara malu dan bangga. Mereka bangga melihat Hilgers tampil cukup solid dan mampu meredam perlawanan strikerstriker United. Tapi di sisi lain, malu.
Malu karena timnya cuma mendapat hasil imbang ketika melawan tim sekelas Twente. Apalagi, hasil imbang melawan Twente kian menguatkan status kepapukan United di kompetisi Eropa, khususnya setelah kursi kepelatihan diduduki Erik 10 Hag. Mau bukti? Berikut ada beberapa statistik memalukan United di kompetisi Eropa. Tapi sebelum kita spill satu persatu, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari starting 11.
Performa yang nggak karuan dari Manchester United memang sudah menjadi rahasia umum. Setelah ditinggal Sir Alex Ferguson, praktis United belum bisa mencapai pick performa seperti dulu. Lucunya, kedatangan 10 Hag yang digadanggadang bakal memberikan angin segar justru membawa MU ke lembah kegelapan. Contohnya pada musim 2023/2024, ketika pelatih berkebangsaan Belanda itu mengarahkan para pemain United untuk menjalani harihari dengan mimpi buruk, bahkan lebih buruk dari era kepemimpinan David Moyes beberapa tahun silam, di Liga Inggris musim 20232024 United benarbenar mengecewakan, baik dalam jumlah poin kekalahan maupun selisih gol. Namun setelah dilihatlihat, kekecewaan yang dibawa 10 Hag tidak berlaku di Liga Inggris saja.
Ternyata performa yang amburadul juga terekam dengan jelas ketika tampil di kompetisi Eropa. Selama tiga musim ditangani 10 Hag, MU sudah tiga kali pula tampil di kompetisi Eropa, dua kali di Europa League dan satu kali di Liga Champions. Di dua kompetisi itu, United benarbenar jadi aib Inggris. Jadi kalian sebagai fans jangan mudah terbuai dengan kalimatkalimat pembodohan yang dilontarkan 10 Hag. Benar kata Ole Gunnar Solskjaer, sebuah trofi di akhir musim bukan tanda sebuah tim telah berbenah.
Trofi hanya dijadikan 10 Hag sebagai perisai agar fans bisa sedikit tenang meski performa di kompetisi Eropa tak patut untuk dikenang. Statistik pertama yang membuat Manchester United terlihat bodoh di Eropa adalah jumlah kemenangan di laga pembuka kompetisi. Dari tiga musim, coba tebak berapa laga pembuka kompetisi Eropa yang dimenangkan United. Ya benar, tidak ada, baik Europa League maupun Champions League. Rangkaian hasil buruk di laga pembuka berawal pada musim 20222023.
Kala itu, United bersua dengan wakil Liga Spanyol, Real Sociedad di Europa League. Bermain di kandang sendiri, 10 Hag kelewat pede dengan mencadangkan beberapa pemain penting seperti Lisandro Martinez, Raphael Varane, dan Bruno Fernandes. Meskipun lini depan dikawal oleh Cristiano Ronaldo, United kalah 10 dari sociat. Gol Brice Mendes jadi satusatunya gol yang tercipta di laga ini. Di musim 20232024, United tampil di Liga Champions.
Jelas ini sebuah kemajuan, tapi tidak dengan performanya. Menghadapi Bayern Munchen di laga pembuka penyisihan Grup A dihajar 43 di Allianz Arena. Dan yang terbaru ya pertandingan lawan Mees Hilgers cs kemarin. Lagilagi Manchester United gagal memulai petualangan Eropanya dengan manis. Main di kandang sendiri, Setan Merah cuma dapat hasil imbang.
Duh mau taruh dimana muka sereng gym Red Cleave? Dari penampilan Manchester United di Liga Champions musim 202324, kita juga disuguhkan dengan beberapa rekor buruk oleh Erik 10 Hag. Saat menghadapi Galatasaray di Old Trafford misalnya, United kala itu kalah 32 dari raksasa Turki itu. Kekalahan tentu sudah menjadi sahabat karib bagi MU, tapi kekalahan ini terasa amat berbeda. Kemenanganantas Manchester United itu praktis membuat Galatasaray jadi tim Turki pertama yang berhasil meraih kemenangan tandang di tanah Inggris dalam 14 tahun terakhir.
Besiktas jadi klub terakhir yang menang di Inggris pada tahun 2009 lalu. Lucunya, Besiktas kala itu juga meraih kemenangan dari Manchester United. Yang bikin kaget lagi, kemenangan Galat musim lalu merupakan kemenangan perdana mereka atas klub Inggris. Selama hampir 118 tahun berdiri, Galatasaray belum pernah menang dari klub Inggris hingga akhirnya pecah telur di Old Trafford. Bayangkan, superioritas yang sudah susah payah dijaga oleh klubklub Inggris dihancurkan begitu saja di tangan pasukan Erik 10 Hag.
Masih dari musim dan kompetisi yang sama, Erik 10 Hag juga menciptakan rekor buruk lagi di fase grup Liga Champions. Di akhir perjuangannya, United hanya mampu finis di urutan terakhir Grup A Liga Champions musim 20232024. Bruno Fernandes CS cuma bisa meraih empat poin dari enam pertandingan yang dimainkan. Dikutip dari Squauka, Manchester United sebetulnya sudah dua kali finish sebagai juru kunci klasemen di Liga Champions. Sebelum musim 20232024, Setan Merah juga pernah mengalami nasib serupa pada edisi 20052006.
Ketika itu, United berada di Grup D bersama Villarreal, Benfica, dan Lille. Namun yang membuat musim 20232024 terlihat lebih buruk adalah jumlah poinnya. Di musim 20052006, United masih mending karena bisa meraih enam poin dari enam pertandingan. Poin itu sama dengan Lille yang berada di urutan ketiga, tetapi United kalah secara head to head. Dengan begitu, raihan poin di fase grup Liga Champions 2023 2024 telah resmi menjadi jumlah poin terendah yang diraih dalam sejarah keikutsertaan Manchester United di kompetisi antar klub Benua biru itu.
Eits, masih ada lagi. Sabar, keburukan Manchester United di Liga Champions 202324 masih banyak. Selama berkiprah di Liga Champions, United belum pernah mengawali dua pertandingan awal di Liga Champions dengan kekalahan beruntun, hingga akhirnya di era Erik 10 Hag rekor itu pecah. United mengalami dua kekalahan beruntun di UCL musim 20232024. Yang pertama tentu saja dari Bayern Munchen, yang kedua dialami United kala bertandang ke Galatasaray.
Sempat unggul lebih dulu melalui gol Rasmus Hoyilon, raksasa Turki itu bangkit dan mengalahkan United dengan skor 32. Sebelumnya, United juga belum pernah kebobolan lebih dari enam gol ketika melakoni dua pertandingan awal di penyisihan grup Liga Champions. Tapi di musim 2023204, Erik 10 Hag kembali memecahkan rekor itu. Dalam dua pekan, United sudah kebobolan tujuh gol. Performa Manchester United secara keseluruhan pun tak kalah terakhir United di kompetisi Eropa, Erik 10 Hag hanya mampu memberikan kemenangan sekali, kalah 5 kali dan sisanya berakhir imbang.
Satusatunya kemenangan yang diraih adalah saat Copenhagen dengan skor 10. Dari segi pertahanan pun, United sangatsangat jauh dari harapan. Jika dihitung, dari sembilan pertandingan terakhir Setan Merah sudah kebobolan sebanyak 21 gol, itu berarti United ratarata kebobolan 23 gol per pertandingan. Jumlah kebobolan yang tinggi gagal diimbangi dengan produktivitas gol yang baik. Dari 9 pertandingan terakhir, United hanya bisa membobol gawang lawan sebanyak 15 kali.
Itu sama saja dengan 16 gol per pertandingan. Melihat riwayat buruk Setan Merah di kompetisi Eropa sepertinya sudah saatnya mencabut status klub top dari nama Manchester United. Udah nggak bisa bersaing dengan Manchester City, United justru lebih pas dibandingkan dengan klub Elprove, Almere City.