Ngebal.com Juventus berhasil kalahkan Man City yang masih berkutat dengan inkonsistensinya. Bermain di hadapan publik Allianz Stadium, Si Nyonya Tua pencundangi The Citizens dengan skor 20. Dari statistik, City lebih banyak pegang momentum dan penguasaan bola hingga 69 persen. Namun permainan Juve yang lebih pasif dan defense yang compact membuat mereka nggak bisa banyak ciptakan peluang. Secara jumlah, memang peluang anak asuh Pep Guardiola tersebut cukup banyak, 12 tembakan.
Namun nilai XCnya kecil, hanya 097. Sama halnya dengan Man City, XC Juventus juga kecil, 093 10 tembakan. Perbedaannya, Juventus bisa lebih efektif untuk mengkonversikan dua big chance jadi dua gol. Juventus berhasil menyarangkan bola ke gawang Ederson pada babak kedua. Gol golnya lahir dari situasi transisi setelah City kehilangan bola di area pertahanan lawan.
Nah penasaran bagaimana jalannya laga dari segi taktikal? Let’s go kita bahas samasama! Juventus di bawah asuhan Thiago Motta turun dengan pakem 4 bek formasi 4231. Di belakang, Gati bersama Kalulu berada di pos center back diapit fullback senior Danilo di kanan dan fullback muda Savona di kiri. Di tengah, Locatelli dan Ceferren Thuram jadi double pivot.
Di depan, Vlahovic ditopang Yildis, Coupminers, dan Conce Sao. Sementara itu, Man City di atas kertas turun dengan pakem tiga bek formasi 3241. Di belakang ada Walker, Diaz, dan Guardian. Di tengah Gundogan dan Rico Lewis sebagai double pivot. Alan ditopang empat pemain, De Bruyne serta Grealis di pos nomor 10, lalu Doku dan Bernardo Silva di pos winger.
Ketika builtup di area rendah, Man City melibatkan Ederson di tengah antara Ruben Diaz dan Guardiola yang stretch atau melebar. Di lini kedua ada double pivot Gundogan dan rico Luis Billup City ini menghadapi blok pres Juventus yang menggunakan dua pressure di depan dan di tengah ada locatelli serta Coupminers yang melakukan man to man marking kepada Gundo dan Louis. Ini dilakukan untuk mematikan opsi progres City di tengah. Dengan ditutupnya opsi progres di tengah, Man City dipaksa untuk aliran bola ke area kelebaran di koridor sayap ataupun langsung ke depan. Cara ini relatif bisa diantisipasi oleh bekbek Juventus yang cukup baik dalam melakukan closing down, sehingga pemain City nggak leluasa untuk menerima umpan progresif.
Ketika berada di area yang lebih tinggi, terlihat struktur built up pencity yang mengosongkan area fullback kiri. Centerback kanan yaitu walker melebar ke sisi kanan namun guardian yang menjadi centerback kiri lebih narrow rapat ditengah sehingga sisi kiri dibiarkan kosong karena doku juga stay di depan. Area yang kosong di sisi kiri ini bisa diisi grilleist yang akan bergerak melebar ke area tersebut. Ketika Grealish melebar, Juventus merespon dengan fullback kanan yaitu Savona yang step up untuk menekannya. Savona yang naik tentu meninggalkan doku di areanya.
Bek Juventus yang lain di belakang bisa menyesuaikan dengan bergeser sehingga terlihat di sini ada Gatti yang menggantikan peran Savona guna menjaga Doku. Sementara itu, Juventus saat saat bangun serangan membentuk struktur dengan kelebaran maksimal. Terlihat anak asuh Thiago kota ini selalu menempatkan tiga pemain di lini pertama. Saat built up di area rendah, ada kiper yang berdiri di antara dua center back dan dua full back yang melebar maksimal di koridor sayap. Dan saat builtup di area yang lebih tinggi, salah satu pivot Juventus yaitu Locatelli akan turun di antara dua center back memainkan skema Salida La Volpiana.
Dalam fase memprogresikan bola ke depan, Juventus memaksimalkan kelebaran dari dua fullbacknya dan lebih vertikal dibanding Man City. Momen ini memperlihatkan bagaimana mereka melakukan progres. Kiper lepaskan umpan ke fullback di area kelebaran dan bola langsung diprogresikan ke depan. Lalu para pemain Juventus menerapkan skema up back true dan treatment run yang dilakukan oleh copminers. Di momen yang lain, terlihat Juventus yang ubah arah built up ke area kelebaran di sisi kiri yang lebih kosong.
Danilo pun langsung lepaskan umpan vertikal ke depan kepada Vlahovic yang melakukan lari melingkar untuk menghindari offside Di laga ini Juventus memang lebih sering berada dalam fase tanpa bola dan mereka lebih bertahan dengan pasif hal ini terkonfirmasi dari PPDI nya yang cukup tinggi mencapai 234 saat bertahan Juventus banyak menerapkan struktur 4141. Salah satu dari dua pivot yaitu Locatelli naik untuk marking Ricco Lewis sedangkan pivot satunya ke front Thuram lebih dekat ke backline di belakang Thuram yang lebih dekat ke backline ini bisa mainkan dua peran defensif. Peran utamanya adalah untuk melakukan main marking kepada Kevin de Bruyne. Bagi seorang pengawal pribadi, Thuram selalu mengikuti pergerakan pemain yang jadi playmaker Man City ini. Selain itu Thuram yang dekat dengan backlight juga bisa jadi pemain yang melakukan cover area guna menutup ruang di antara center back dan full back yang melebar.
Man City sendiri cukup kesulitan untuk menembus pertahanan Juventus. Upaya yang dilakukan mereka adalah dengan Kevin D. Bruyne beberapa kali roaming ke sisi kiri untuk lepas dari penjagaan curam. Di dua momen ini, terlihat Kevin de Bruyne yang pindah ke kiri bisa melakukan link up dengan Doku. Di babak pertama, kedua tim minim peluang.
Baik Man City maupun Juventus samasama hanya lepaskan tiga tembakan. Satu big chance di paruh pertama tercipta ketika de Bruyne lolos dari penjagaan Atham dan berhasil kreasikan peluang dengan melepaskan kipas ke Haaland. Sulit tembus pertahanan Juventus, di babak kedua Man City beberapa kali lakukan upaya lepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Salah satu yang paling berbahaya adalah placing gunagan ke pojok kiri atas gawang Juventus namun masih bisa ditepis di Gregric Rudio. Dengan defense yang cukup solid, Juventus sering mematahkan serangan man CP sebelum masuk ke kotak penalti.
Anak Sub Pep Guardiola sendiri akhirakhir ini memang cukup mudah kehilangan possession sebelum serangan bisa masuk ke area pertahanan lawan yang berbahaya. Keseringan hilang bola ini yang berpotensi menimbulkan situasi berbahaya bagi mereka terlebih race defense yang sering terekspos. Dua gol Juventus di laga ini juga bermula dari serangan Man City yang gagal dan berujung counter attack. Di gol pertama, Gatti berhasil rebut bola dari De Bruyne. Ia pun langsung naik ke depan untuk support serangan balik hingga masuk ke kotak penalti.
Pada area tersebut, Gatti menerima crossing dari Locatelli. Tanpa gangguan, ia berdiri di antara dua bek Man City. Tembakan pertama ditepis. Lalu Juve kembali lepaskan crossing. Lagilagi terlihat kelemahan Man City dalam mengantisipasi pemain yang berdiri di antara dua pemain.
Vlahovic bisa menyambut crossing, bola sempat dihalau namun tetap masuk ke gawang Ederson Di gol kedua giliran Doku yang hilang bola setelah gagal melewati Danilo terjadi serangan balik, Man CT gagal lakukan counterpress McKennie tanpa kawalan di tengah dan ubah serangan ke WA di sisi jauh. Masuk ke kotak penalti, ada perang dari Vlahovic yang menarik bek City dan membebaskan McKennie untuk menerima crossing dari WA. Dengan tembakan first time voli, pemain berkebangsaan Amerika ini membobol gawang Man City, 2 0. Dengan nasi laga ini kedua tim masih berada di zona playoff Juventus peringkat 14 sedangkan City tercecer di peringkat 22, hanya terpaut satu poin dari zona eliminasi.