Manchester City dikenal sebagai tim yang memiliki kedalaman skuad luar biasa. Namun, ada satu nama yang sulit tergantikan di jantung permainan mereka, Rodry. Gelandang pertahanan asal Spanyol ini menjadi otak di lini tengah, pengendali tempo sekaligus penyaring utama serangan lawan. Ketika Rodri cedera marah dan diperkirakan absen hingga akhir musim, banyak yang meragukan apakah City bisa tetap menjaga dominasinya. Di tengah krisis tersebut, Mateo Kovacic muncul sebagai sosok yang mencoba copy PES peran vital Rodri dan yang mengejutkan, ia berhasil tampil sangar dalam kemenangan 32 atas Fulham.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah Kovacic bisa menjadi solusi jangka panjang bagi City tanpa Rodri? Rodri. Nah sebelum menyimak ulasannya jangan lupa tekan tombol subscribe dan nyalakan notifikasinya supaya tidak ketinggalan infoinfo menarik dunia sepak bola setiap harinya dari Channel Starting 11 momen Untuk memahami pentingnya peran Rodri di Manchester City, kita perlu mengulas kontribusi yang ia berikan sejak bergabung dengan tim Pep Guardiola. Rodri bukan hanya gelandang bertahan yang sekadar bertugas mematahkan serangan lawan. Ia adalah jenderal di tengah lapangan, pengendali permainan yang mampu mengubah arah serangan dalam sekejap.
Kombinasi antara kemampuan bertahan yang solid, distribusi bola yang akurat, dan kecerdasan membaca permainan membuatnya tak tergantikan. Absennya Rodri akibat cedera ECL seperti membuka lubang besar di lini tengah City. Guardiola yang selama ini mengandalkan stabilitas dari gelandang bertahannya harus mencari solusi Jepang. Apalagi kompetisi Premier League tidak akan menunggu siapapun. Sebuah krisis muncul di Etihad dengan dua hasil imbang melawan Arsenal dan Newcastle setelah cederanya Rodry membuat banyak pihak mempertanyakan kemampuan City bertahan tanpa sang jangkar.
Di tengah ketiadaan Rodry, nama Mateo Kovacic muncul sebagai kandidat pengganti. Kovacic dikenal sebagai gelandang serba bisa, tetapi bukan pemain yang identik dengan peran bertahan murni seperti Rodry. Selama kariernya di Dinamo Zachreb, Inter Milan, Real Madrid, dan Chelsea, peran Kovacic lebih sering sebagai pengatur tempo permainan. Seseorang yang menjaga aliran bola tetap rapi dari lini tengah. Namun, di bawah tekanan besar, Kovacic tampil mengejutkan dengan mengambil peran ganda.
Ia bukan hanya pengganti Rodri dalam aspek bertahan tetapi juga berani tampil menyerang. Pertandingan melawan Fulham menjadi sorotan utama bagi Kovacic. Dalam laga itu, ia mencetak dua gol yang sangat penting, sesuatu yang jarang terlihat dalam permainannya selama ini. Gol pertama datang dari tendangan yang berbelok setelah menerima bola hasil tendangan sudut, sementara gol kedua tercipta melalui tendangan bersih dari luar kotak penalti. Ini adalah momen yang sangat signifikan mengingat Kovacic tidak pernah dikenal sebagai pencetak gol ulung.
Apa yang dilakukan Kovacic dalam laga tersebut bisa dibilang sebagai usaha copas kaya bermain Rodri. Meskipun tidak memiliki karakteristik bertahan skuad Rodri, Kovacic mampu beradaptasi dengan cepat dan menunjukkan bahwa dirinya mampu menjalankan peran yang ditinggalkan oleh sang jenderal lini tengah. Dalam konferensi pers usai pertandingan, Pep Guardiola bahkan dengan bercanda menyebut bahwa Kovacic meniru Rodri. Dia bukan pencetak gol terbanyak, tetapi mungkin dia melihat betapa pentingnya golgol Rodri di posisi itu dan menyalinnya. Kovacik mencetak dua gol fantastis, kata Guardiola.
Namun, usaha Kovacik untuk meniru peran Rodri lebih dari sekadar mencetak gol. Selama pertandingan, ia juga terlibat aktif dalam membangun serangan, melakukan tekel, dan menutup ruang bagi pemain lawan. Meski tidak setangguh Rodri dalam bertahan, Kovacic berhasil memegang kendali di lini tengah dan membuat Fulham kesulitan untuk mengembangkan permainan. Setelah penampilan luar biasa melawan Fulham, muncul pertanyaan besar. Apakah Kovacic bisa menjadi solusi jangka panjang bagi City tanpa Rodri?
Meski penampilannya impresif, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Kovacic meski mampu menyesuaikan diri dengan baik, tetap bukan gelandang bertahan alami. Kekuatan utamanya adalah mencegah ritme permainan dan memberikan umpanumpan kunci, bukan mematahkan serangan lawan. Di sisi lain, absennya Rodry menjadi ujian besar bagi kreativitas taktis Guardiola. Selama ini, Guardiola telah membangun sistem permainan yang sangat bergantung pada kemampuan Rodri dalam menjaga stabilitas di lini tengah.
Kini, dengan Kovacic yang mencoba meniru peran tersebut, Guardiola harus mencari cara untuk menutupi kekurangan dalam aspek bertahan tanpa mengorbankan efektivitas serangan. Jika Kovacic terus menunjukkan peningkatan, bukan tidak mungkin dia akan menjadi opsi permanen di posisi tersebut setidaknya hingga Rodri kembali. Namun, ini bukan berarti tidak ada tantangan. Kovacic perlu terus meningkatkan permainannya, terutama dalam hal bertahan, untuk benarbenar bisa diandalkan dalam jangka panjang. Apalagi, Premier League dikenal sebagai liga dengan intensitas tinggi dan tak jarang menuntut fisik serta stamina yang prima dari setiap Meski kemenangan atas Fulham memberi sedikit terasolga bagi Manchester City, ada satu catatan penting yang perlu diperhatikan.
Pertahanan mereka tanpa kerapuh tanpa kehadiran Rodri. Adama Traore pemain Fulham yang terkenal dengan kecepatan dan kekuatannya berhasil menciptakan beberapa peluang emas yang hampir saja menghukum City. Tiga kali Traore berhasil menembus pertahanan City, dan jika bukan karena penyelamatan gemilang dari Ederson, hasil akhirnya mungkin berbeda. Statistik mencatat bahwa Fulham memiliki XG sebesar 24 dalam pertandingan ini. Lebih tinggi dari XG City yang hanya 155.
Ini menunjukkan bahwa tanpa Rodri, City memberikan terlalu banyak ruang bagi lawan untuk menciptakan peluang. Fulham yang notabene bukan tim dengan serangan terkuat di liga, berhasil mengancam City lebih banyak daripada beberapa lawan besar yang pernah mereka hadapi di musim ini. Jika ada satu hal yang pasti, absennya Rodry memaksa City untuk beradaptasi dengan identitas baru. Guardiola tidak lagi bisa mengandalkan penguasaan bola total dan kestabilan di lini tengah yang biasa diberikan oleh Rodry. Sebaliknya, mereka harus lebih fleksibel dan menemukan cara baru untuk mengatasi tekanan dari lawan.
Meskipun Kovacic berhasil tampil memukau dalam beberapa pertandingan, City perlu lebih dari sekadar usaha meniru untuk bisa bertahan dalam perburuan gelar Premier League. Pemainpemain lain seperti Ilkae Gundogan dan Bernardo Silva juga perlu meningkatkan kontribusi mereka, terutama dalam hal bertahan. Begitu pula dengan para bek yang harus lebih disiplin dalam menjaga lini belakang. Kemenangan atas Fulham adalah langkah awal yang baik bagi City dalam upaya mereka untuk mengatasi absennya Rodry. Namun perjalanan masih panjang.
City akan menghadapi lawanlawan yang lebih berat di Premier League dan Liga Champions. Dan performa seperti ini mungkin tidak cukup ketika mereka berhadapan dengan timtim papan atas seperti Liverpool, Arsenal, atau Bayern Munchen di Eropa. Satu hal yang pasti, Kovacic telah membuktikan bahwa dirinya layak dipertimbangkan sebagai pengganti sementara untuk Rodri. Dengan dua gol penting dan kontribusi signifikan dalam mengatur serangan, ia menunjukkan bahwa dirinya mampu mengambil tanggung jawab lebih besar. Tetapi apakah ini akan cukup untuk menjaga dominasi City di puncak klasemen?
Hanya waktu yang akan menjawab. Di tengah euforia kemenangan ini, Guardiola pasti menyadari bahwa ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tanpa Rodri, City berpotensi mengalami masamasa sulit, tetapi dengan adaptasi yang tepat, mereka mungkin saja mampu bertahan dan tetap berada di jalur juara. Bagaimanapun, laga melawan Fulham telah membuktikan bahwa Kovacic punya potensi besar untuk terus mengejutkan dan mungkin lebih dari sekadar copas Rodry, ia bisa menciptakan versinya sendiri. Nah, bagaimana menurut football lovers?
Apakah Kovacic sudah layak menjadi pengganti Rodry? Jawab di kolom komentar